Pesona Bromo | Negeri Di Atas Awan (Part II). Assalamualaikum trip er, setelah sebelumnya kita membahas tentang Pesona Gunung Bromo, kali ini saya akan melanjutkan tentang wisata di Gunung Bromo. Mari NGEtrip.
Setelah kami puas menyaksikan sunrise di penanjakan Bromo tujuan kami
berikutnya adalah ke kawah gunung Bromo. Perjalanan kembali melalui jalan yang
berliku dan menurun dengan sangat curam. Setelah sampai di lautan pasir,
terlihat banyak sudah mobil-mobil jeep terparkir di kawasan yang sejauh mata
memandang sepertinya hanya dipenuhi oleh lautan pasir dengan dinding terjal
yang mengelilinginya. Untuk mencapai kawah Gunung Bromo hanya ada dua pilihan,
jalan kaki atau naik kuda.
Foto Naik Kuda Di Gunung Bromo
Foto By : Me
Beberapa pemilik kuda dengan cepat
menyambut kami dan menawarkan jasa dengan biaya bervariasi sampai di bawah
tangga menuju kawah. Mereka adalah orang-orang suku Tengger yang memang berdiam
di sekitar Gunung Bromo. Suku Tengger adalah keturunan langsung dari kerajaan
Majapahit. Nama Tengger konon adalah nama yang diambil dari putri Roro Anteng
dan suaminya Joko Seger. Mereka berdua adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang
memilih untuk menyepi di kawasan gunung Bromo.
Pada awalnya kami memutuskan untuk
tidak menggunakan kuda menuju ke kawah gunung Bromo. Matahari belum terlalu
terik, dan udara cukup sejuk. Kami memilih untuk berjalan kaki saja. Di Segara
Wedi atau lautan pasir itu ada sebuah pura Hindu bernama Pura Luhur Poten. Pura
ini adalah pura utama tempat warga suku Tengger melalukan ritual keagamaan
mereka termasuk upacara Yadnya Kasada yang bisa berlangsung selama sebulan
penuh. Pura ini dibangun dengan bahan utama batu hitam yang banyak terdapat
dari gunung berapi di sekitarnya.
Jalan menuju kawah gunung Bromo
tidak masalah, mendaki menuju kawahnya barulah jadi masalah. Kira-kira
seperempat perjalanan menuju tangga ke kawah ujian berat mulai menghadang.
Jalanan menjadi sangat terjal dan betul-betul menguras tenaga. Ini diperparah
dengan landasan yang berupa pasir, jelas makin membuat langkah semakin berat.
Untuk menuju ke tepi kawah gunung
Bromo ada tangga beton yang juga cukup terjal. Jumlahnya mungkin sekitar 250
anak tangga. Jadi setelah bersusah payah mendaki kita masih harus menaiki 250
anak tangga sebelum bisa tiba di tepi kawah. Beruntung karena meski matahari
mulai terik udara tetap terasa sejuk.
Foto Pemandangan Dari Gunung Bromo
Foto By : Yunus
Semua perjuangan berat jalan mendaki
dan menaiki anak tangga itu akan terbayar lunas ketika tiba di atas. Kapan lagi
bisa menyaksikan kawah gunung langsung dari tepiannya. Kawah Gunung Bromo
memang masih aktif, bau belerang tercium samar-samar ketika angin membawanya ke
arah kita. Bukan hanya pemandangan kawah itu yang menyejukkan mata, tapi
pemandangan alam sekitarnya juga begitu menakjubkan.
Foto Pemandangan Dari Gunung Bromo
Foto By : Me
Foto Kawah Gunung Bromo
Foto By : Yunus
0 Response to "Pesona Bromo | Negeri Di Atas Awan (Part II)"
Posting Komentar